Jumat, 15 Oktober 2010

Gua Kamang

Gua Kamang yang terletak di Jorong Durian, Kanagarian Kamang Mudik, Kecamatan Kamang Magek, merupakan salah satu gua yang dahulunya dipergunakan oleh pejuang Agam untuk berbagai keperluan dalam merebut kemerdekaan Republik Indonesia dari pihak kolonial Belanda. Gua ini dijadikan sebagai tempat untuk mengatur strategi dalam Perang Kamang, diantara tokoh yang pernah menggunakannya adalah Haji Abdul Manan. Dalam kehidupan sehari-hari gua ini lebih dikenal dengan sebutan Ngalau Kamang.

Selain itu di tahun 1831, juga digunakan sebagai benteng bagi Tuanku Nan Renceh dan pengikut-pengikutnya. Beliau adalah salah seorang perwira dan pejuang nan masyhur pengikut Tuanku Imam Bonjol pejuang kemerdekaan melawan penjajah dalam Perang Padri 1821-1837. Nan Rencch dikenal pula sebagai satu di antara Harimau Nan Salapan (Harimau Yang Delapan) di Luhak Agam. Kedelapan perwira Imam Bonjol ini sangat ditakuti Belanda. Dalam gua Ngalau Kamang memang ada ruangan seluas 70 meter persegi tempat Tuanku Nan Renceh mengatur siasat dan mempertahankan diri. Ada sumur yang airnya bersih dan cukup buat persediaan memasak sementara bukit yang melindungi gua tak mudah digempur meriam sundut atau metraliur model kuno saat itu.

Ngalau Kamang yang mempunyai panjang sekitar 5 km sering dikunjungi oleh masyarakat dalam kegiatan wisata, namun kondisinya saat ini sangat memprihatinkan dan rusak, disekitarnya berdiri pabrik-pabrik kapur yang bahan bakunya diambil dari batu-batu yang ada di sekeliling ngalau.

Di Gua ini juga pernah dilakukan penelitian oleh Lembaga Purbakala Direktorat Kebudayaan Departemen P & K bersama dengan Doktor Bennet Bronson dari Universitas Pensylvania di bawah pimpinan Basuki. Dari penelitian itu ditemukan pecahan-pecahan tembikar yang umurnya lebih muda dari zaman paleolitikum yaitu awal tahun masehi. Dari temuan tersebut dapat diperkirakan bahwa di lokasi ini sudah ada kehidupan manusia sejak awal abad pertama masehi.

Gua yang berjarak 15 kilometer dari Bukittinggi ini sangat mudah dicapai dengan berbagai jenis kendaraan. Jalan ke sana cukup baik datar sekalipun ada yang belum diaspal. Pintu-pintu gua pun dihiasi dengan gerbang model rumah gadang. Masuk dari pintu utama turis boleh keluar dari lobang lain di tempat agak tinggi

credit by wisata indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar